Wednesday, 15 June 2016

Apakah Wajib Makan Kurma Berjumlah Ganjil Tatkala Berbuka Puasa

hukum makan kurma saat puasa
Apakah Wajib Makan Kurma Berjumlah Ganjil Tatkala Berbuka Puasa- Oleh  Syaikh Al-Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya:

Pertanyaan : Saya pernah mendengar kalau orang yang berpuasa ketika berbuka wajib mengkonsumsi kurma dengan bilangan ganjil, yakni lima, tujuh butir demikian. Apakah ini wajib?

Jawaban:  TIDAK WAJIB, BAHKAN SUNNAH SAJA TIDAK untuk seorang insan berbuka dengan bilangan (kurma) ganjil, tiga, lima, tujuh, sembilan.

Kecuali pada hari Iedul Fithri, telah pasti bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dahulu tidak berangkat ke shalat  Iedul Fithri sampai makan beberapa butir kurma, dan memakannya dalam jumlah ganjil. Adapun selain dari itu, maka sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menyengaja untuk memakan kurmanya dengan jumlah ganjil.

Sumber : Channel Minhaj as-Salaf As-Shalih.

⚪️WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

Hukum Makan atau Minum Waktu Adzan Subuh di Bulan Ramadhan

ramadhan
Hukum Makan atau Minum Waktu Adzan Subuh di Bulan Ramadhan - Oleh Asy-Syaikh al-'Allamah Ibnu 'Utsaimin rahimahullah:

[ Pertanyaan ]

Apa hukum orang yang minum air di bulan Ramadhan sedangkan muadzin mengumandangkan adzan?

[ Jawaban ]

Hal ini perlu dilihat, apabila muadzin tidak mengumandangkan adzan kecuali jika dia telah melihat fajar maka wajib atasnya untuk menahan dari saat dia mendengar adzan, akan tetapi Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnadnya dengan sanad yang jayyid (baik):

{ أن الإناء إذا كان في يد الإنسان فلا يضعه حتى يقضي نهمته منه }

"Bahwa bejana apabila berada di tangan seorang insan maka jangan dia letakkan hingga dia penuhi hajatnya darinya."

▪️Adapun apabila muadzin mengumandangkan adzan berdasarkan jadwal shalat maka urusannya luas; karena mereka para muadzin jika ditanya: apakah kalian menyaksikan bahwa fajar telah terbit? Mereka akan menjawab: kami tidak melihat, dan kalian akan melihat mereka di wilayah barat mengumandangkan adzan berdasarkan jadwal shalat.

▪️ Dan telah memberitahukan kepadaku orang-orang yang tsiqah bahwa mereka mendengar adzan muadzin dalam keadaan matahari belum terbenam; karena mereka tidak menyaksikan fajar (terbit) dan tidak menyaksikan matahari, dan sebatas pengetahuan kami sekarang bahwa para muadzin tidak mengumandangkan adzan pada waktu fajar akan tetapi mereka mengumandangkan adzan berdasarkan apa yang ada di hadapan mereka dari jadwal shalat, maka urusannya luas.

▪️ Apabila dia minum dan dikumandangkan adzan, atau makan sesuatu dan dikumandangkan adzan maka tidak mengapa.

[ Penanya ]

Menunaikan hajatnya sebagai bentuk kehati-hatian wahai syaikh.

[ Asy-Syaikh ]

Demi Allah aku tidak tahu. Sikap berhati-hati itu terjadi apabila dia memiliki sumbernya.

حكم الأكل أو الشرب وقت أذان الفجر في رمضان

[ السؤال ]

ما حكم من شرب الماء في رمضان والمؤذن يؤذن؟

[ الجواب ]

{ هذا ينظر إذا كان المؤذن لا يؤذن إلا إذا رأى الفجر وجب عليه أن يمسك من حين أن يسمع، لكن روى الإمام أحمد في مسنده بسند جيد:«أن الإناء إذا كان في يد الإنسان فلا يضعه حتى يقضي نهمته منه». وأما إذا كان المؤذن يؤذن على التقويم فالأمر في هذا واسع؛ لأن هؤلاء المؤذنين لو قلت لهم: تشهدون أن الفجر طالع؟ قالوا: لا نشهد، وتجدهم في المغرب يؤذنون على التوقيت. وأخبرني الثقات أنهم سمعوا المؤذنين يؤذنون والشمس لم تغرب؛ لأنهم لا يشاهدون الفجر ولا يشاهدون الشمس، وحسب علمنا الآن أن المؤذنين لا يؤذنون على الفجر إنما يؤذنون على ما بأيديهم من التقويم، فالأمر في هذا واسع. إذا شرب وهو يؤذن أو أكل شيئاً وهو يؤذن ليس به بأس. }

[ السائل ]

يقضي احتياطاً يا شيخ.

[ الشيخ ]

{ والله لا أدري. الاحتياط إنما يكون إذا كان له أصل. }

المصدر: [سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح: 150]


[ URL ] http://www.alfawaaid.net/2016/06/video-hukum-makan-atau-minum-waktu.html

Diambil dari: Channel Telegram MutiaraASK @MutiaraASK

Tuesday, 24 May 2016

Khawatir Dari Suul Khotimah



Simak KISAH BERIKUT INI:

Suatu malam al Imam Sufyan ats Tsauriy rahimahullahu menangis hingga waktu shubuh, maka tatkala masuk waktu shubuh dikatakan kepadanya:

"Apakah engkau menangis dikarenakan takut kepada dosa-dosamu?"

Maka beliau mengambil jerami dari tanah, kemudian beliau mengatakan: "Adapun dosa, maka ia lebih ringan dari ini."

Hanya saja aku menangis, karena khawatir dengan suul khatimah."

»»»»»»»»»
Berkata al Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu mengomentari, ucapan al Imam Sufyan ats Tsauriy:

"Ini merupakan pemahaman yang mendalam, seorang merasa khawatir dan takut jika dosa-dosanya akan menghinakannya tatkala kematian mendatanginya.

Kemudian memalingkannya dari husnul khatimah."

ad Da'u wa ad Dawa' (hal. 390)

°°°°°°°°°°°°°
🔰🌠Forum Salafy Purbalingga

↗️JOIN dengan kami di chanel:
http://bit.ly/ForumSalafyPurbalingga