Sholat Dhuha - Dari segi bahasa dhuha merupakan waktu di mana matahari mulai naik hingga pukul dhuhur, atau dalam terminologi orang arab ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jadi sholat dhuha adalah sholat yang dikerjakan pada waktu dhuha.
Jumhur ulama telah menetapkan bahwa shalat dhuha adalah disyariatkan di dalam islam. Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut ini :
1. Dari Abu Dzar ra. bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“ Hendaknya di antara kalian bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, setiap bacaan takbir adalah sedekah, beramal ma’ruf adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan itu semua sudah tercukupi dengan dua rakaat shalat dhuha.” (HR. Muslim)
2. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata,
“ Kekasihku (Rasulullah) telah mewasiatkan kepadaku tiga hal, dan memerintahkan agar aku tidak meninggalkannya sampai mati. 1. Puasa tiga hari setiap bulan. 2. Shalat dhuha.3. Shalat witir sebelum tidur.” (Mutafaqqun ‘alaih)
3. Dari Buraidah ra., bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“ Dalam tubuh manusia terdapat 360 tulang. Ia diharuskan bersedekah untk tiap ruas tulang itu.” Para sahabat bertanya: “Siapa yang mampu melakukan itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dahal yang ada di masjid lalu ditutupnya dengan tanah, atau menyingkirkan gangguan dari jalan, atau sekali pun tidak mampu maka shalatlah dua rakaat pada waktu dhuha.” (HR. Ibnu Hibban,Ahmad dan Abu Daud, shahih)
4. Dari Nu’aim bin Hammar ra. bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“ Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Wahai Anak Adam, jangan sekali-kali kamu malas mengerjakan empat rakaat pada awal siang (shalat dhuha), nanti akan Aku cukupi kebutuhanmu pada akhirnya (sore hari).” (HR. Abu Daud)
5. Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, ia berkata,
“ Aku melihat Rasulullah Saw saat bepergian, beliau shalat dhuha delapan rakaat. Setelah selesai Beliau bersabda: Tadi saya shalat dengan penuh harapan dan kecemasan, saya mohon kepada Tuhanku tiga hal, dan diberikan dua hal dan ditolakNya yang satu. Saya minta agar umatku tidak ditimpa bencana paceklik dan ini dikabulkan, dan saya meminta agar umatku jangan dikalahkan oleh musuh-musuhnya dan ini dikabulkan, dan saya meminta agar mereka jangan terpecah belah, dan ini ditolak. ” (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim, Mereka berdua (Al Hakim dan Ibnu Khuzaimah) menshahihkannya)
6. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita, dia berkata,
” Tidak ada yang memelihara shalat dhuha kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah (Awwaab)”. Dan dia mengatakan, “Dan ia merupakan shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (Awwaabin) ”. Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim.