حَدَّثَنَا يَحْيَ بْنِ يَحْيَ وَ إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ (وَاللَّفْظُ لِيْحَيَ) قَالَ: أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالَمٍ عَنْ كَرِيبٍ عَنْ ابْنِ عَبّاسٍ. قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : : أَنَّ أَحَدَهُمْ، إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ، قَالَ: بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ. وَ جَنِّبْنِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فَي ذَالِكَ، لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
﴿رَوَاهُ صَحِيحْ مُسْلِمْ : ١٤١٣، صَحِيحْ الْبُخَارِي:٥١٦٥﴾
Sabda Rasulullah Shollallahu ‘Alayhi Wasallam : “Jika diantara kalian bersetubuh dengan istrinya (atau istri dengan suaminya), seraya berdoa wahai Allah jauhkanlah syaitan dari kami, wahai Allah jauhkanlah syaitan dari anugerah yang akan Kau berikan pada kami. Maka jika ditentukan bagi mereka anak, tak akan di perangkap syaitan selama-lamanya ” (Shahih Bukhari)
“Apabila seseorang membaca doa berikut ini sebelum menggauli isterinya :
بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ. وَ جَنِّبْنِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
"Bismillahi Allahumma jannibnas-syaithoona wa jannibnis-syaithoona maa rozaqtanaa" (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah syetan dari saya, dan jauhkanlah ia dari apa yang akan Engkau rizkikan kepada kami (anak, keturunan), kemudian dari hubungan tersebut ditakdirkan menghasilkan seorang anak, maka ia tidak akan diganggu oleh setan selamanya"
Jika dari hubungan itu lahir seorang anak atau bayi, maka syaitan tidak akan mampu memperangkapnya. Namun ucapan ini bersifat ‘aam makhsus (Umum dan dikhususkan), dimana yang dimaksud bukan berarti anak tersebut tidak akan bisa digoda oleh syaitan akan tetapi tidak anak tersebut tidak akan terjebak oleh syaitan ke dalam dosa-dosa besar. Oleh karena itu, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada ummatnya akan tuntunan keselamatan seorang anak sebelum ia terlahirkan dan masih berada di sulbi ayahnya, yaitu dengan membaca doa tersebut di atas.
Maka para generasi di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu keturunan para sahabat adalah para imam-imam besar, para tabi’in dan hujjatul islam. Akan tetapi semakin manusia menjauhi sunnah ketika berhubungan antara suami dan istri, yang hubungan mereka hanya sekedar sebagai pelampiasan nafsu saja, maka dari sana terlahirlah para generasi yang mudah terjebak dalam perangkap syaitan, seperti perbuatan zina, narkotika dan lainnya, karena sebelum terlahir ia tidak terjaga oleh cahaya tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.